...

Macam-Macam Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Halo, teman-teman! Apa kabar? Kali ini kita akan membahas tentang passive voice dalam Bahasa Indonesia. Bagi kalian yang belum tahu apa itu passive voice, jangan khawatir, artikel ini akan membantu kalian untuk memahami apa itu dan contoh bagaimana passive voice digunakan dalam Bahasa Indonesia. Jadi, mari kita mulai dan simak penjelasannya!

Macam-Macam Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Passive Voice

Passive Voice adalah sebuah bentuk kalimat di mana subjek atau objek dalam kalimat menerima tindakan dari kata kerja, tanpa menyebutkan secara eksplisit siapa yang melakukan tindakan tersebut. Passive Voice umumnya digunakan untuk menekankan pada objek atau perbuatan yang terjadi pada objek tersebut, sementara pelaku atau subjek dilupakan atau tidak penting dalam konteks kalimat tersebut.

Contoh Passive Voice dalam Bahasa Indonesia:

  1. Kucing ini digendong oleh anak kecil.
  2. Buku itu dibacakan oleh ibu kepada anaknya.
  3. Surat itu sudah dikirim oleh sekretaris.

Pada contoh di atas, terlihat bahwa dalam Passive Voice, objek dari kata kerja dipindahkan ke posisi subjek dalam kalimat, sedangkan pelaku atau subjek tersirat atau tidak diungkapkan.

Manfaat Penggunaan Passive Voice

Penggunaan Passive Voice pada beberapa konteks dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

  • Menekankan pada objek atau peristiwa yang terjadi pada objek tersebut
  • Menghindari atau mengurangi penggunaan kata ganti (seperti “saya”, “kamu”, “mereka”, dsb.) dalam kalimat
  • Meningkatkan kesan formal atau ilmiah dalam penggunaan Bahasa Indonesia

Namun, penggunaan Passive Voice yang berlebihan juga dapat mempersulit pemahaman dan mengaburkan informasi penting dalam kalimat, terutama jika pelaku atau subjek yang melakukan tindakan tidak disebutkan.

Macam-Macam Passive Voice

Dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa jenis Passive Voice, antara lain:

  1. Passive Voice dengan “di”
  2. Passive Voice dengan “ter”
  3. Passive Voice dengan “oleh”

1. Passive Voice dengan “di”

Passive Voice dengan menggunakan kata “di” umumnya digunakan pada kalimat-kalimat yang memiliki kata kerja transitif (kata kerja yang memerlukan objek) atau kata kerja intrasitif (kata kerja yang tidak memerlukan objek tetapi dapat digunakan dengan objek).

Contoh Passive Voice dengan “di”:

  1. Kucing ini digendong oleh anak kecil.
  2. Kucing ini digendong di taman oleh anak kecil.
  3. Buku itu dibacakan oleh ibu kepada anaknya.
  4. Buku itu dibacakan di perpustakaan oleh ibu untuk anaknya.
  5. Surat itu sudah dikirim oleh sekretaris.
  6. Surat itu sudah dikirim di kantor pos oleh sekretaris.

Pada contoh di atas, terlihat bahwa penggunaan kata “di” mengindikasikan bahwa objek menerima tindakan dari pelaku atau subjek, tanpa menyebutkan pelaku atau subjek secara eksplisit.

2. Passive Voice dengan “ter”

Passive Voice dengan menggunakan kata “ter” umumnya digunakan pada kalimat-kalimat yang memiliki kata kerja intrasitif (kata kerja yang tidak memerlukan objek tetapi dapat digunakan dengan objek).

Contoh Passive Voice dengan “ter”:

  1. Rumah itu terjual dengan harga yang murah.
  2. Mobil itu tertabrak oleh truk besar.
  3. Perusahaan itu terkena sanksi dari pemerintah.

Pada contoh di atas, terlihat bahwa penggunaan “ter” mengindikasikan bahwa objek menerima tindakan atau peristiwa yang terjadi pada objek tersebut, tanpa menyebutkan pelaku atau subjek secara eksplisit.

3. Passive Voice dengan “oleh”

Passive Voice dengan menggunakan kata “oleh” umumnya digunakan pada kalimat-kalimat yang memiliki kata kerja transitif (kata kerja yang memerlukan objek).

Contoh Passive Voice dengan “oleh”:

  1. Lukisan itu dilukis oleh seniman terkenal.
  2. Novel itu ditulis oleh penulis muda.
  3. Rumah itu dibangun oleh tukang bangunan.

Pada contoh di atas, terlihat bahwa penggunaan “oleh” mengindikasikan bahwa objek menerima tindakan dari pelaku atau subjek yang disebutkan secara eksplisit dengan kata “oleh”.

Kesimpulan

Passive Voice adalah bentuk kalimat di mana subjek atau objek dalam kalimat menerima tindakan dari kata kerja, tanpa menyebutkan secara eksplisit siapa yang melakukan tindakan tersebut. Terdapat beberapa jenis Passive Voice dalam Bahasa Indonesia, seperti menggunakan kata “di”, “ter”, atau “oleh”. Penggunaan Passive Voice dapat memberikan beberapa manfaat pada beberapa konteks, namun penggunaan yang berlebihan juga dapat mempersulit pemahaman dan mengaburkan informasi penting dalam kalimat.

Kelebihan Passive Voice

Passive voice atau suara pasif adalah konstruksi kalimat dalam Bahasa Indonesia di mana subjek kalimat tidak menjadi fokus utama. Biasanya, objek menjadi lebih penting dalam passive voice. Ada beberapa kelebihan passive voice yang bisa membuat penutur Bahasa Indonesia memilih untuk menggunakan kalimat pasif daripada kalimat aktif. Beberapa kelebihannya adalah:

Mengesankan objeknya lebih penting

Dalam passive voice, objek dianggap lebih penting daripada subjek. Oleh karena itu, kalimat yang menggunakan suara pasif dapat digunakan untuk menekankan objek tersebut. Misalnya, “Meja itu dibuat dari kayu jati” lebih menekankan bahwa meja tersebut terbuat dari kayu jati, bukan dari bahan lainnya. Hal ini bisa sangat berguna dalam penulisan ilmiah atau artikel yang membutuhkan penekanan yang lebih kuat pada objek.

Menghindari konflik

Passive voice dapat membantu menghindari konflik karena tidak menunjukkan siapa yang melakukan aksi tersebut. Misalnya, “Buku ini ditemukan di ruangan kosong” tidak menyebutkan siapa yang meninggalkan buku tersebut di ruangan kosong. Dalam konteks yang lebih luas, kalimat pasif juga bisa membantu menghindari konflik politik atau sosial yang sensitif.

Mempertegas atau menyiratkan penekanan

Dalam beberapa situasi, menggunakan suara pasif bisa membantu mempertegas atau menyiratkan penekanan pada kata atau frasa tertentu. Misalnya, “Bunga itu dipetik oleh ibu saya” lebih menekankan bahwa bunga tersebut benar-benar dipetik oleh ibu saya, bukan oleh orang lain.

Itulah tiga kelebihan passive voice dalam Bahasa Indonesia. Memilih antara kalimat aktif atau pasif tergantung pada konteks dan tujuan penulisannya. Jangan lupa untuk tetap memperhatikan tata bahasa dan penempatan kata-kata yang tepat agar kalimatnya tidak menjadi ambigu atau sulit dipahami.

Kekurangan Passive Voice

Passive voice merupakan bentuk kalimat yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia. Namun, dalam penggunaannya terdapat beberapa kekurangan yang perlu diketahui. Berikut adalah beberapa kekurangan dari penggunaan passive voice:

1. Meredupkan Subjek

Dalam passive voice, subjek dari suatu kalimat menjadi tidak jelas. Hal ini terjadi karena dalam passive voice, kata kerja bantu menjadi lebih penting daripada subjeknya. Sehingga, kalimat yang terbentuk menjadi kurang jelas dan mudah membingungkan jika tidak disusun dengan baik.

2. Hanya Mengandalkan Kata Kerja Bantu

Penggunaan passive voice hanya mengandalkan kata kerja bantu. Padahal, kata kerja bantu yang digunakan dalam kalimat seperti ini terkadang sulit ditebak terutama bagi mereka yang masih belajar Bahasa Indonesia. Sehingga, penggunaan kalimat passive voice membatasi pemahaman terhadap kalimat dan dapat menyebabkan salah interpretasi.

3. Kurang Sesuai dalam Mencari Kesalahan dan Kekurangan

Passive voice kurang sesuai dalam mencari kesalahan dan kekurangan. Kaum penulis sejati sering kali menggunakan tenses pasif untuk tujuan dramatis atau efek penempatan suatu kalimat, tetapi dalam tugas akademik kalimat pasif akan bukan menjadi pilihan yang kuat. Jika kita ingin mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kalimat yang kurang tepat, sangat sulit untuk menemukan kesalahan dalam penggunaan passive voice. Sehingga, penggunaan active voice sangat penting dalam memperjelas suatu kalimat.

Meskipun demikian, penggunaan passive voice tetap diperbolehkan dalam Bahasa Indonesia, terutama dalam konteks tertentu. Selama kita mampu memahami kapan dan bagaimana menggunakan passive voice dengan baik, maka kita dapat menggunakan bentuk kalimat ini untuk memberikan efek yang diinginkan. Namun, dalam situasi tertentu seperti dalam tugas akademik atau pekerjaan yang membutuhkan kejelasan dan ketepatan dalam kalimat, sebaiknya hindari penggunaan passive voice dalam konteks tersebut.

Macam Passive Voice

Dalam bahasa Indonesia, terdapat beberapa macam passive voice yang dapat digunakan pada sebuah kalimat. Passive voice merupakan jenis kalimat yang menghindari penggunaan aktor dalam pelaku sebuah kegiatan. Pada passive voice, penekanan terletak pada objek dari kegiatan yang dilakukan, bukan pelakunya. Berikut ini adalah beberapa macam passive voice dalam bahasa Indonesia.

Passive Simple Present

Passive Simple Present adalah bentuk passive voice yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kalimat passive simple present terdiri dari subjek (objek dari kegiatan), to be, dan past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Contohnya adalah “Buku ini dibaca oleh Ahmad” yang artinya Ahmad sedang membaca buku. Pada kalimat tersebut, perhatikan bahwa objeknya adalah “buku”, bukan Ahmad yang membacanya.

Passive Simple Past

Sama seperti Passive Simple Present, passive simple past juga terdiri dari subjek (objek dari kegiatan), to be, dan past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Bedanya, bentuk kalimat ini digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu. Contohnya adalah “Buku itu sudah dibaca oleh saya” atau “The book was already read by me” jika diartikan ke dalam Bahasa Inggris.

Passive Present Continuous

Passive Present Continuous adalah bentuk passive voice yang menggambarkan sebuah kegiatan yang sedang berlangsung pada saat pembicaraan. Bentuk kalimatnya adalah subjek (objek dari kegiatan) + to be + being + past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Contohnya adalah “Bahasa Jepang sedang diajarkan oleh Ibu Etty.” Pada kalimat passive present continuous, penekanan ada pada kegiatan yang sedang dilakukan, yaitu mengajarkan Bahasa Jepang.

Passive Past Continuous

Passive past continuous adalah bentuk kalimat passive voice yang menjelaskan suatu kegiatan yang sedang berlangsung di masa lalu. Bentuk kalimatnya terdiri dari subjek (objek dari kegiatan) + to be + being + past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Contohnya adalah “Novel itu sedang dibaca oleh saya kemarin malam”. Pada kalimat tersebut, penekanan terletak pada kegiatan membaca novel yang sedang dilakukan pada malam tersebut.

Passive Perfect

Passive Perfect adalah passive voice yang menggambarkan sebuah kegiatan yang sudah selesai dilakukan pada masa lampau. Kalimat ini terdiri dari subjek (objek dari kegiatan) + to have + been + past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Contohnya adalah “Puisi itu sudah dikarang oleh saya”. Pada kalimat tersebut, penekanan ada pada kegiatan menulis puisi yang telah selesai dilakukan oleh si penulis.

Passive Perfect Continuous

Passive Perfect Continuous adalah bentuk kalimat passive voice yang menggambarkan suatu kegiatan yang sudah selesai dilakukan pada waktu lampau dan berlangsung untuk suatu jangka waktu tertentu. Kalimat ini terdiri dari subjek (objek dari kegiatan) + to have + been + being + past participle dari verb yang sedang dijadikan kalimat. Contohnya adalah “Perayaan tahun baru sudah dirayakan oleh masyarakat sejak tiga hari yang lalu”. Pada kalimat ini, penekanan ada pada durasi waktu tiga hari yang dipergunakan masyarakat merayakan tahun baru.

Dalam bahasa Indonesia, passive voice digunakan untuk menghindari penggunaan aktor dalam pelaku sebuah kegiatan. Dalam penulisan kalimat, pastikan untuk memperhatikan subjek, verb, dan objek yang digunakan dan membuat struktur kalimat yang jelas dan mudah dimengerti. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam membuat kalimat-kalimat passive voice yang baik dan benar.

Kapan Menggunakan Passive Voice

Passive voice sering digunakan dalam Bahasa Indonesia ketika subjek lebih banyak dibandingkan dengan pelaku atau ketika pelaku tidak jelas. Selain itu, passive voice juga digunakan ketika ingin menekankan objek daripada subjek. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan passive voice dalam Bahasa Indonesia:

1. Ketika Subjek Lebih Banyak Dibandingkan dengan Pelaku

Contoh: “Rumahku dibangun oleh kontraktor. ” Dalam kalimat tersebut, subjeknya adalah “rumahku” sedangkan pelakunya adalah “kontraktor”. Namun, karena subjeknya lebih banyak dibandingkan pelakunya, maka kalimatnya menggunakan passive voice.

Contoh lainnya adalah “Banyak buku ditulis oleh penulis-penulis terkenal”. Dalam kalimat tersebut, subjeknya adalah “banyak buku” sedangkan pelakunya adalah “penulis-penulis terkenal”. Namun, untuk menghindari pengulangan kata “penulis-penulis terkenal”, maka kalimatnya menggunakan passive voice.

2. Ketika Pelaku Tidak Jelas

Contoh: “Pintu sudah dibuka.” Dalam kalimat tersebut, tidak ada yang menyebutkan siapa yang membuka pintu. Oleh karena itu, kalimatnya menggunakan passive voice untuk menekankan tindakan yang dilakukan, tidak siapa yang melakukan.

Contoh lainnya adalah “Anjing diadopsikan oleh keluarga baru.” Dalam kalimat tersebut, tidak disebutkan siapa yang mengadopsi anjing tersebut. Oleh karena itu, kalimatnya menggunakan passive voice.

3. Ketika Ingin Menekankan Objek daripada Subjek

Contoh: “Kue ulang tahun yang enak selalu dibuat oleh ibuku.” Dalam kalimat tersebut, objeknya “kue ulang tahun yang enak” ditempatkan di awal kalimat dan menjadi pusat perhatian, bukan siapa yang membuat kue tersebut. Oleh karena itu, kalimatnya menggunakan passive voice.

Contoh lainnya adalah “Abu vulkanik menutupi langit Kamboja pada tahun 2020.” Dalam kalimat tersebut, yang ingin ditekankan adalah apa yang menutupi langit Kamboja, bukan siapa yang membuat asap vulkanik tersebut. Oleh karena itu, kalimatnya menggunakan passive voice.

Dalam Bahasa Indonesia, penggunaan passive voice sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, perlu diingat bahwa terlalu sering menggunakan passive voice dapat membuat kalimat menjadi sulit dipahami atau kurang lugas. Sebaiknya gunakan kata kerja aktif ketika memungkinkan atau ketika diinginkan pembicaraan yang lebih langsung dan efektif.